Apa Itu Alat Kontrasepsi?
Alat kontrasepsi adalah alat yang digunakan untuk mencegah atau menunda kehamilan. Alat ini bekerja untuk menghambat pertemuan sel sperma dan sel telur. Tujuan lain dari kontrasepsi adalah menghambat pematangan sel telur serta mencegah penularan penyakit menular seksual.
Alat kontrasepsi umumnya digunakan untuk pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau tidak memungkinkan, misalnya saat kondisi tubuh wanita tidak memungkinkan untuk hamil. Secara umum, kehamilan bisa terjadi saat ada pertemuan antara sperma dari pria dengan sel telur yang ada di rahim wanita. Alat kontrasepsi digunakan untuk mencegah hal tersebut.
Penggunaan alat ini juga bertujuan untuk menghentikan produksi sel telur serta menghentikan penggabungan sel sperma dan sel telur yang telah dibuahi menempel pada lapisan rahim. Selain itu, ada juga jenis alat kontrasepsi yang juga bermanfaat untuk mencegah penularan penyakit seksual, contohnya kondom.
Jenis-jenis Alat Kontrasepsi
Ada banyak jenis alat kontrasepsi yang bisa dipilih. Sebelum menentukan pilihan, pastikan untuk selalu berdiskusi terlebih dahulu dengan pasangan. Selain itu, penting untuk mengetahui jenis alat kontrasepsi untuk menyesuaikannya dengan keinginan dan kebutuhan.
Berikut ini beberapa jenis kontrasepsi yang perlu diketahui:
1. Kontrasepsi alami
Cara ini dilakukan dengan menghitung masa subur wanita secara manual melalui perhitungan siklus menstruasi. Metode ini bisa dilakukan dengan pemeriksaan suhu tubuh, perubahan pada cairan vagina, hingga menghitung menggunakan kalender.
2. Pil KB
Pil KB menjadi kontrasepsi yang paling banyak digunakan. Pil ini mengandung hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi untuk mencegah terjadinya ovulasi. Ada dua jenis yang bisa kamu temui, yaitu pil KB kombinasi dan pil yang hanya mengandung progesteron.
3. Kondom pria
Alat kontrasepsi ini dipasang pada alat kelamin pria untuk mencegah masuknya sperma ke dalam vagina ketika sedang berhubungan intim. Kelebihan dari kondom adalah harganya yang terjangkau, memberikan perlindungan dari bahaya penularan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS), dan sangat mudah didapatkan. Namun, alat kontrasepsi ini hanya bersifat sekali pakai.
4. Suntik
Kontrasepsi berupa suntik terbagi menjadi dua jenis, yaitu KB suntik yang memiliki jangka waktu tiga bulan untuk mencegah terjadinya kehamilan, dan KB suntik yang hanya bisa bertahan selama satu bulan. Metode ini disinyalir lebih efektif dibandingkan dengan mengonsumsi pil KB. Akan tetapi, harganya relatif mahal dan tidak memberikan perlindungan maksimal terhadap penyakit menular seksual.
5. Implan
Alat kontrasepsi jenis ini memiliki bentuk dan seukuran batang korek api dan dimasukkan ke bagian bawah kulit, biasanya pada lengan bagian atas. KB implan akan mengeluarkan hormon progestin secara perlahan, dan bisa mencegah terjadinya kehamilan hingga tiga tahun. Sama halnya dengan suntik, KB implan terbilang mahal dan memiliki beberapa efek samping, seperti menstruasi tidak teratur, pembengkakan dan memar pada area kulit yang terpasang, dan tidak efektif untuk mencegah penularan IMS.
6. IUD
IUD merupakan singkatan dari intrauterine device, memiliki bentuk seperti huruf T. Alat KB ini dipasang pada rahim untuk menghalangi sperma dari proses pembuahan. Secara umum, IUD memiliki dua bentuk utama, yaitu IUD yang dibuat dari tembaga, misalnya ParaGard yang memiliki ketahanan hingga 10 tahun, dan IUD yang memiliki kandungan hormon, seperti Mirena yang harus diperbarui setiap lima tahun.
7. Kondom wanita
Kondom wanita merupakan kontrasepsi berupa plastik yang dipasang menyelubungi vagina. Di bagian ujungnya terdapat cincin plastik yang berperan untuk menyesuaikan posisi alat kelamin pria ketika berhubungan. Sama halnya dengan kondom pria, kondom wanita juga memberikan perlindungan dari IMS, tetapi kurang efektif dibandingkan dengan kondom pria.
8. Vaginal ring
Vaginal ring merupakan alat kontrasepsi yang mengandung hormon, mirip dengan pil KB. Alat kontrasepsi ini secara perlahan melepaskan hormon yang bergerak dari vagina ke dalam aliran darah.
Penggunaan vaginal ring dapat mencegah kehamilan dengan mencegah ovarium melepaskan sel telur setiap bulan. Setidaknya, vaginal ring memiliki efektivitas sebesar 90 persen jika digunakan dengan benar.
Namun, jika kamu sedang menyusui, maka vaginal ring tidak dapat digunakan sampai bayi berusia 6 minggu. Selain itu, setelah bayi lahir, vaginal ring umumnya tidak dianjurkan sampai bayi berusia 3 hingga 6 minggu.
9. Sterilisasi
Ini adalah metode kontrasepsi permanen. Biasanya metode ini dipilih jika pasangan suami-istri sudah tidak memiliki rencana untuk hamil lagi. Contoh sterilisasi pada wanita yaitu ligasi tuba, sedangkan pada pria yaitu vasektomi.
10. Spermisida
Alat kontrasepsi ini berbentuk jeli, krim, membran, atau busa yang mengandung bahan kimia untuk membunuh sperma. Spermisida digunakan di dalam vagina sebelum berhubungan seksual.